Wahana wisata alam merupakan suatu
tempat atau wadah untuk objek pariwisata yang sering banyak di kunjungi oleh
pariwisatawan dalam negeri maupun luar negeri.
Indonesia merupakan negara yang memiliki
banyak tempat wisata alam dan cagar budaya bersejarah serta objek - objek
wisata yang sangat menarik. Sehingga dapat menjadi bahan perhatian atau pilihan
warga asing untuk mengunjungi objek wisata yang ada di daerah-daerah indonesia.
Khususnya objek wisata alamcibanten
(wahana
wisata alam pemandian ) tepatnya di desa Suka Bares.kec.ciomas.kab.serang-banten. Selain menjadi tempat objek wisata pemandian,
tempat ini pula memiliki banyak sejarah dan menjadi keramat leluhur bagi
masyarakat sekitarnya
Semenjak pada zaman kerajaan sultan
banten, cibanten memang sudah ada. Dari riwayat yang kami dapatkan
informasinya, cibanten dulu di kenal dengan sumur 1. Tepatnya di kenal dari ke
tujuh nama sumur di sekitar wilayah gunung karang (ciomas dan pandeglang) atau sumur tujuh (7), cibanten merupakan sumber air yang paling utama atau
terdekat di sekitar lingkungan masyarakat. ( pabuaran dan ciomas). Air sungai
dari cibanten pula mengalir sampai ke banten lama ( karang ngantu) dan air
sungai inipun akhirnya dapat di manfaatkan juga oleh masyarakat sebagai sumber
pertanian.
Cibanten sangat menarik riwayat dan
sejarahnya, sampai ketika saya tertarik untuk lebih ingin mengetahui sejarah
dan riwatnya.
Selain
dari pembuatan karya ilmiah, pengetahuan ini pun yang nantinya bisa berguna
untuk menambah wawasan dan menjadi bahan pembelajaran agar cagar budaya wisata
alam dan sejarahnya bisa kita jaga dan kita lestarikan turun menurun ke
re-generasi berikutnya.
Tujuan pembuatan karya
ilmiah ini semata untuk menjaga kelestarian budaya dan membantu mengembangkan
sejarah ke masyarakat luas. Agar nantinya bisa menjadi bahan untuk pembelajaran
komunikasi dan informasi yang baik yang disampaikan ke masyarakat luas.
Cibanten memiliki banyak sejarah misteri
pada zaman sebelum kesultanan, tepatnya pada zaman sangkuriang ada sosok
seseorang yang di kenal dengan nama Nyi Mas Gamparan (waliulloh) pada saat ini,
masyarakat percaya adanya sumber tujuh sumur itu di buat oleh Nyi Mas Gamparan,
yang ceritanya di babarkan oleh Nara sumber dari seorang tokoh masyarakat atau
juru kunci Cibanten (H.Darwis“juru kunci
sumber pintu cibanten”)pada zaman dahulu kala Nyi Mas Gamparan mencari air
untuk pengobatan seorang sahabatnya, kemudian ia mencari air tersebut. Dan air
tersebut di beri oleh seseorang yang berilmu tinggi dan di percayai orang itu
adalah para wali. Setelah bertemu dan di
beri air itu, oleh seseorangkakek, air itu di beri dan ditumpahkan pada
tampahan kedua tangannya Nyi Mas Gamparan,
ketika Nyi Mas Gamparan Membawa air itu, tumpahlah setetes demi setetes
ke permukaan dan dari tumpahan air itu pula jadilah sebuah sumur.
Sumur yang pertama yaitu Cibanten,
cigewok, talaga, cirampones, ciwasiat, curug nangka,dan terakhir sumur tujuh
(puncak gunung karang). Ke tujuh sumur
ini tepatnya berada di wilayah yang berdekatan dengan gunung karang ciomas -
pandeglang.
Dan dimasa kesultanan banten, disaat
kerajaan cirebon Syarif Hidayatulloh, pada saat itu cirebon sedang mengalami peperangan
dengan kerajaan Majapahit.
Suatu
ketika sultan cirebon (Syarif Hidayatulloh) berpikir untuk membuat senjata
ketika akan berperang melawan kerajaan Majapahit. Pada saat itulah sultan cirebon memilih untuk
membuat senjata itu di kerajaan banten.
Setelah jadi gambar senjata tersebut
yang sudah dibuat oleh sultan
cirebon, sultan bergegas menyuruh
seorang pengawalnya untuk mengirimkan gambar senjata tersebut ke banten dan
memberikan suatu amanah agar dapat menyampaikan pesan ini kepada Empu sekh
sepuh / wali jaya (tepatnya di desa ciomas).. setelah seorang pengawalnya sampai kepada Empu dan menyerahkan gambar
senjata dan menyampaikan amanat tersebut, berkatalah seorang Empu sekh sepuh / wali jaya
kepada seorang pengawal sultan agar ia bisa mengambil kembali senjata
itu selama tujuh hari tujuh malam. Bergegaslah seorang pengawal sultan cirebon
itu kembali ke kerajaannya (cirebon).
Dihari terakhir pembuatan senjata
itu Empu Sekh Sepuh / Wali Jaya mencuci senjata itu ke tujuh sumur termasuk
sumur cibanten yang pertama dan terakhir di puncak gunung karang (sumur tujuh)
senjata itu yang dimaksud dengan golok ciomas.
Cerita
ini di babarkan oleh seorang nara sumber cucu dari empu yang berasal dari ciomas
(Ustadz Uming-gunung sumbul).
Setelah berkembangnya zaman ke zaman
yang semakin modern, tempat ini kemudian di jaga dan dilestarikan oleh
masyarakat sekitar cibanten. Dan akhirnya tempat ini pun menjadi sumber
kehidupan sehari – hari bagi masyarakatnya.
Tempat
ini konon dipercaya masyarakat sebagai tempat peninggalan keramat dan airnya
pun berkhasiat untuk pengobatan. Tidak hanya itu, tempat inipun setiap harinya
digunakan warga penduduk sekitar untuk mandi dan banyak juga pengunjung yang
datang dari penjuru luar daerah untuk berziarah ke makam keramat tersebut (
Kibuyut Puser Negara). Konon makam tersebut adalah sosok seseorang yang bertapa
untuk berilmu dan menjaga sumur ini. Dan pada akhirnya meninggal ditempat itu.
Kemudian masyarakat berinisiatif untuk
menjadikan tempat ini sebagai objek kunjungan atau wisata. Dan akhhirnya sumber
objek wisata ini di resmikan oleh pemerintah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.
Tempat ini banyak di kunjungi oleh
pariwisatawan dari berbagai daerah pada tahun 1978. dan para pengunjung yang berdatangan ke
tempat ini hanya melakukan pemandian/berenang dan ada pula yang berziarah ke
makam keramat kibuyut Puser Negara.
pengunjung yang terhitung kunjungannya ketempat ini sebulan mencapai 150 s/d
230 orang perbulannya.
Namun
setiap pengunjungan 2 tahun sekali tepatnya pada tahun 2001 s/d2007 yang
berenang ketempat ini selalu memakan korban
yang tenggelam dari tempat ini.
“ujar seorang sumber yang memberikan informasi”adanya korban tersebut
karena sering berkunjung dan melakukan maksiat di tempat ini” oleh karena itu
penjaga gaib di tempat ini tidak merasa senang jika kedatangan tamu yang
berbuat hal yang tidak lazim tersebut di tempat ini. “begitulah ujarnya”.
Setelah para pengunjung dari luar daerah
tahu tempat ini begitu bahayanya sehingga memakan korban akhirnya penurunan
pengunjungpun menurun drastis pada tahun 2007 sampai 2011, sampai – sampai satu
minggupun pengunjung yang datang kesini terhitung cukup sedikit maksimal 15
sampai 20 orang saja, dan itupun sama sekali jarangnya...
Pada saat itu pula objek wisata inipun
tidak begitu terawat kebersihannya dan pemerintah setempatpun kurang
memperhatikan lagi tempat objek wisata ini.
Tahun 2011 pertengahan tahun, tempat ini
mulai diperhatikan kembali oleh segenap forum aktivis dari kepemudaan (pencinta
alam), pada saat itulah mulai kembali di bersihkan lumut – lumut air dan
sampah-sampah dari tempat ini.
Dan pada saat kegiatan baksos itu pula
masyarakat akhirnya bisa tergugahkan hatinya, dan mulai bisa untuk menjaga
cagar budaya objek wisata alam ini kembali sampai tahun sekarang.
Pada tahun 2013 pengunjung yang biasanya
berkunjung ketempat ini semula berenang akhirnya sekarang melakukan aktivitas
kegiatan memancing. Dan sampai sekarang kegiatan pengunjung lebih banyak
memancing setiap harinya pengunjung yang berdatangan ketempat ini lebih banyak
sebelumnya di banding pada tahun 2011 dan 2013. Pengunjung mencapai 30 sampai
40 perharinya.
Sebenarnya masih ada mitos di tempat
ini, mitosnya adalah sesosok ikan besar,
setiap harinya kita bisa melihat sosok ikan itu, namun setiap sumur ini di
keringkankan oleh seorang pawang air (H.Darwis) yang menutup sumber pintu air
cibanten ini, ikan itu sama sekali tidak nampak keberadaannya, walaupun
masyarakat sekitar mencari ikan ini sampai ke semak semak yang sama sekali tak
terlihat tapi sama sekali tidak diketemukan. Konon ikan ini di percaya
masyarakat bisa membawa rezeki atau keberhasilan bagi orang yang percaya
melihatnya saja.
Ketinggian dan kedalaman
volume sungai ini sampai 8 meter dari permukaan dasar tanah, tapi di dasar
sampingnya kedalaman sungai ini hanya 1 sampai 2 meter saja.
Dengan rahmat yang maha kuasa, akhirnya
pembuatan karya ilmiah ini dapat di buat dan di selesaikan.
Semoga hasil dari pembuatan karya ilmiah
ini dapat di manfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan untuk dijadikan
pembelajaran dan bekal wawasan, agar nantinya kelestarian sejarah cagar budaya
ini dapat kita jaga bersama.
mohon maaf apabila ada kekurangan atau kesalahan dalam pembuatan artikel ini, karena manusia tidak sesempurna pada hakikatnya. terimakasih
Pabuaran, 23 Juli 2011. Vicky bohemia